Kamis, 16 Mei 2013

cara menghindari nafsu syhwat

10 Tips Cara Mengendalikan/Menahan Nafsu Birahi, Syahwat, Hasrat Seksual

Sebagai manusia normal baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kebutuhan dasar biologis yang tidak bisa dipungkiri yaitu kebutuhan akan hubungan seksual. Bagi yang sudah dewasa dan sudah menikah mungkin terasa mudah untuk memenuhi kebutuhan yang satu ini dengan cara menyalurkan nafsu birahi pada tempat yang tepat. Akan tetapi, untuk yang masih abg, remaja, dan yang belum menikah akan sangat berbahaya apabila tidak mampu menahan nafsu birahi yang menggelora yang siap meledak kapan saja. Nah, kali ini redaksi SekSehat.Info akan berbagi tips cara mengendalikan/menahan nafsu birahi/syahwat/hasrat seksual khusunya bagi yang belum menikah agar tidak terjerumus pada penyaluran nafsu birahi secara tidak tepat atau pada tempat yang salah seperti seks bebas maupun seks pra nikah.
Pria maupun wanita yang belum menikah harus mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk mengendalikan nafsu seksualnya agar terhindar dari berbagai dampak buruk ketidakmampuan menahan luapan nafsu birahi. Banyak yang telah terjerumus dalam kehancuran akibat dari gagal menahan nafsu yang harus ditanggung seumur hidup. Sangat disarankan bagi orang-orang yang sudah cukup umur bersegera untuk menikah yang sah secara agama maupun hukum pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa tips cara mengendalikan atau menahan hawa nafsu seksual (syahwat/birahi) seseorang yang belum mempunyai pasangan yang sah suami atau isteri:

1. Rajin Puasa dan Ibadah
Dengan taat beribadah dan rajin puasa (bagi yang Muslim) maka otomatis kita akan sangat terlarang untuk melakukan hal-hal yang melanggar kesusilaan, karena kita sudah memahami akibat dan dosa dari perbuatan terlarang tersebut. Berpikir kotor saja tidak apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar seperti berzina (melakukan hubungan seksual di luar nikah atau bukan dengan pasangan yang sah,suami/istri).

2. Buang Jauh-jauh Pikiran Kotor
Jangan suka melamun memikirkan hal-hal yang jorok, ngeres, atau perbuatan yang tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubahlah pikiran yang mulai kotor dengan memikirkan sesuatu hal lain yang lebih penting dan serius.

3. Hindari Menikmati/Melihat Pornografi dan Vulgar
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal yang bersifat cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas, melihat gambar telanjang, download video bokep, nonton film porno, dan lain sebagainya yang bisa membangkitkan nafsu birahi.

4. Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis
Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis, terutama yang dari penampilan fisik dan gayanya dapat membangkitkan hasrat kita untuk memiliki atau sekseder merasakan kehangatan dari dirinya. Hal yang penting diingat, jangan terlalu dekat dengan lawan jenis, karena hal ini bisa memicu munculnya pikiran kotor.

5. Hindari Pacaran
Memang sih zaman sekarang ini akan dibilang tidak gaul kalau belum pacaran. Namun, tahukah kamu kalau pacaran itu sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik baik yang cewek maupun yang cowok, yang mungkin awalnya hanya pegang-pegangan tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacar-pacaran dulu kalau tujuan kita hanya sekedar iseng-iseng dan ingin bersenang-senang saja.

6. Perbanyak Kegiatan Yang Menguras Tenaga dan Waktu
Jika kamu memiliki waktu luang manfaatkan sebaik-baiknya dengan aktivitas yang membutuhkan tenaga, pikiran, maupun waktu. Ikutlah ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, les, kelompok olahraga, club bikers, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan kegiatan-kegiatan lain yang pada intinya bisa mengalihkan pikiran kamu dari kesempatan untuk berpikir kotor. Dengan sibuk dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan kita lelah untuk berpikir kotor.

7. Rajin Bersosialisasi Dengan Teman dan Keluarga
Memiliki hubungan yang sehat dan dekat dengan teman-teman dan keluarga besar kita akan membuat kita bisa meredam birahi hanya dengan berkomunikasi dengan mereka. Apalagi dengan yang masih anak-anak atau abg pasti lebih sibuk lagi (jenis kelamin sama).

8. Selalu Pikirkan Efek/Dampak Buruknya Sebelum Bertindak
Apabila kita mengetahui keburukan-keburukan dari hubungan seks bebas / seks pra nikah tanpa ikatan pernikahan maka kita akan merasa takut untuk melakukannya. Lagipula hubungan intim kalau enaknya hanya sebentar saja, penuh resiko, dosanya besar sekali, merusak rumah tangga orang, merusak masa depan kita sendiri dan orang lain, buat apa dilakukan.

9. Buatlah Prinsip dan Pegang Kuat-kuat
Dengan prinsip hidup yang bersih tidak mau melakukan hal-hal yang memanjakan hawa nafsu akan memperkuat benteng pertahanan kita dalam meredam syahwat yang ada pada diri kita. Tetap konsisten dalam menjaga prinsip hidup kita jangan mudah terpancing untuk melanggarnya.

10. Main Sendiri (Sangat Tidak Direkomendasikan)
Jika kamu sudah melakukan 9 tips diatas namun nafsu birahi masih terus menggebu-gebu dan sudah tidak mampu menahan lagi jangan sekali-kali coba melanggar prinsip yang sudah kamu buat pada poin 9. Solusi terburuk adalah onani atau masturbasi sebagai jalan pintas terbaik bagi yang tidak bisa lagi menahan nafsu birahi, yaitu dengan jalan memberi kepuasan bagi diri sendiri. Perlu diingat, pada agama tertentu (Islam) cara ini sangat dilarang, Islam menganjurkan untuk meredam hawa nafsu dengan banyak-banyak melakukan puasa dan apabila sudah mampu maka segeralah menikah. Selain itu, onani atau masturbasi membuat kecanduan, bisa menimbulkan gangguan psikologis/kejiwaan, solusi jangka pendek dan bisa merusak hubungan dengan pasangan yang sah di kemudian hari.



CATATAN
Saat belum menikah tahanlah nafsu kita sekuat tenaga dan hindari berbagai peluang yang bisa menjerumuskan kita untuk melampiaskan nafsu tidak pada tempatnya. Telah dibahas dalam situs web ini tentang dampak buruk hubungan seks pranikah yang amat sangat menyeramkan. Dengan mampu menahan nafsu kita, maka kita telah menjadi manusia yang seutuhnya.




sumber


Artikel Terkait:

9 komentar:

kalo ada obatnya sekalian Gan..?? makasih
Thanks Gan, do'akan saya agar mampu menahan nafsu syahwat dan segera mendapatkan jodoh..
sangat bermanfaat gan, terima kasih atas tipsnya. :)
Makasih sob !
http://aldofahreza.blogspot.com
Gan tolong doain ane biar keluar dari kebiasaan onani.Ane ingin banget hilang kecanduan ane
 

kaidah beramal

Jangan Biarkan Amalan Berlalu Sia-Sia

Salah satu tujuan utama dalam beramal adalah mendapat pahala dari Allah ta’alla, lantas bagaimana jika amalan yang sangat diharapkan sebagai tabungan diakherat ternyata ‘kopong’ alias sia-sia dan tak tertulis sabagai amalan?
Bagaimana mungkin amalan akan diterima tatkala kita tidak mengetahui cara agar amalan bisa diterima dan mendapat ridho dari Allah? Apalagi jika barometer kesuksesan dalam beramal tatkala mendapat pujian belaka. Tak dapat diragukan lagi walaupun lisan ini mengatakan ‘Aku ikhlas’ namun ikhlas tak semudah hanya ucapan saja dan malahan perlu dicek lagi arti keikhlasannya. Baiklah marilah kita berusaha mengetahui kaidah-kaidah dalam beramal agar amalan kita tidak sia-sia. Dan ingatlah tak ada satu detik waktupun menjadi sia-sia dan berakhir penyesalan jika segera diikuti dengan taubat dan membenahi cara beramal dengan benar.
Amalan tidak lepas dari 2 hal yaitu ikhlas dan ittiba’.
  1. Ikhlas adalah niat dalam beramal, dan ikhlas merupakan ruh bagi amalan. Dalilnya, “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niat dan sesungguhnya setiap orang itu mendapatkan balasan sesuai dengan yang diniatkannya.” (Muttafaqun’alaihi)
  2. Yang kedua adalah ittiba’. Iittiba’ adalah amalan hendaknya dilakukan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan ittiba’ ini laksana jiwa bagi amalan. Allah ta’ala berfirman, “Kataknlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali Imran:31)
Kedua syarat tersebut jangan sampai tercecer, karena jika salah satu syarat hilang maka ia tidak benar (bukan amal shalih) dan tidak akan diterima di sisi Allah, diantara dalil yang memperkuat pernyataan tersebut,
“…Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (Qs. AL Kahfi: 110)
Tidak Ikhlas Namun Ittiba’
Misalnya, melakukan shalat sesuai dengan rukun-rukun shalat yang telah dicontohkan Rasulullah, namun ditengah perjalanan shalat tersebut, ada orang yang melihat dan hati timbul rasa ingin memperbagus gerakan, memperlama waktu shalat, dll. Nah inilah perlu dipertanyakan keikhlasan shalatnya. Apakah shalat hanya mengharap wajah Allah ataukah disertai pula mengharap pujian orang lain?
Ikhlas Namun Tidak Ittiba’
Misalnya, mencari berkah dikuburan, mengkhususkan membaca surat yasin selama 7 hari setelah kematian. Mungkin mereka ikhlas melakukannya, namun sayangnya tidak ada contoh dari Rasulullah dan perbuatan tersebut bisa dikatakan bid’ah.
Pada artikel ini penulis akan lebih memperinci mengenai syarat yang pertama yaitu berkaitan dengan keikhlasan. Hendaknya dalam beramal selain mengetahui syarat-syarat beramal juga mengetahui bagaimana caranya agar dapat mewujudkan syarat-syarat tersebut dengan mudah.
Untuk mewujudkan keikhlasan dalam beramal ada beberapa cara :
  1. Do’a. Berdo’alah agar setiap amalan ikhlas karena Allah. Sebagai manusia tak lepas dari riya’, pamer dan suka dipuji. Khalifah besar seperti Umar Ibnul Khattab radhiyallahu’anhum yang merupakan shahabat Rasul dan sudah dijanjikan surga kepadanya  pun masih saja berdoa agar ikhlas dalam beramal. “Ya Allah jadikanlah amalku shalih semuanya dan jadikanlah ia ikhlas karena-Mu dan janganlah Engkau jadikan untuk seseorang dari amal itu sedikitpun.”
  2. Menyembunyikan amal. Sembunyikan amal seperti menyembunyikan keburukan, seperti perkataan Bisyr Ibnul Harits berkata, “Jangan kau beramal supaya dikenang. Sembunyikanlah kebaikanmu seperti kamu menyembunyikan kejelekanmu.”
  3. Memperhatikan amalan mereka yang lebih baik. Bacalah biografi-biografi dari para shahabat, tabi’in serta orang-orang terdahulu, sebagai suri teladan dalam beramal. Karena hidup di jaman sekarang ini terkadang dari penampakan terlihat bagus dan banyak yang meneladani, namun ternyata amalan-amalan bid’ah yang dilakukannya. Na’udzubillahi min dzalik
  4. Memandang remeh apa yang telah diamalkan. Terkadang manusia terjebak dengan godaan setan, yaitu melakukan sedikit amal dan merasa kagum dengan sedikit amal tersebut. Dan akibatnya bisa fatal, karena bisa jadi satu amal kebaikan bisa memasukkan manusia ke neraka. Seperti perkataan Sa’d bin Jubair, “Ada seseorang yang masuk surga karena sebuah kemaksiatan yang dilakukannya dan ada yang masuk neraka karena sebuah kebaikan yang dilakukannya. Seseorang yang melakukan maksiat setelah itu ia takut dan cemas terhadap siksa Allah karena dosanya, kemudian menghadap Allah dan Allah mengampuninya karena rasa takutnya kepada-Nya dan seseorang berbuat suatu kebaikan lalu ia senantiasa mengaguminya kemudian ia pun menghadap Allah dengan sikapnya itu maka Allah pun mencampakkannya ke dalam neraka.
  5. Khawatir kalau-kalau amalnya tidak diterima. Poin ini berkaitan dengan poin sebelumnya, bahwa lebih baik menganggap remeh amal yang telah diperbuat agar dapat menjaga hati ini dari rasa kagum terhadap amal yang telah diperbuat.
  6. Tidak terpengaruh dengan ucapan orang. Orang yang mendapat taufik adalah orang yang tidak terpengaruh dengan pujian orang. Ibnul Jauzy (Shaidul Khaathir) berkata, “Bersikap acuh terhadap orang lain serta menghapus pengaruh dari hati mereka dengan tetap beramal shaleh disertai niat yang ikhlas dengan berusaha untuk menutup-nutupinya adalah sebab utama yang mengangkat kedudukan orang-orang yang mulia.”
  7. Senantiasa ingat bahwa surga dan neraka bukan milik manusia. Manusia tidak dapat memberikan manfaat maupun menimpakan bencana kepada manusia, begitu pula manusia bukanlah pemilik surga maupun neraka. Manusia tidak bisa memasukkan manusia lain ke surga dan mengeluarkan manusia lain keluar dari neraka,lantas untuk apalagi beramal demi manusia, agar dipuji atasan, agar disanjung mertua, atau agar datang simpati dari manusia lain?
  8. Ingatlah bahwa Anda akan berada dalam kubur sendirian. Jiwa akan menjadi lebih baik tatkala ingat tempat ia kembali. Bahwa ia akan beralaskan tanah dikuburnya sendiri, tak ada yang menemani, ingat bahwa manusia tidak dapat meringankan siksa kuburnya, seluruh urusannya berada ditangan Allah. Ketika itulah ia yakin bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkannya kecuali dengan mengikhlaskan seluruh amalnya hanya kepada Allah Yang Maha Pencipta semata.
Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah untuk mengamalkan ilmu dengan disertai keikhlasan dalam mengamalkannya tersebut. Ingatlah bahwa hanya Allah yang dapat membolak-balikkan hati hamba-Nya.
Disusun ulang oleh: Ummu Hamzah Galuh Pramita Sari
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar
Rujukan:
Ikhlas Syarat Diterimanya Ibadah, penerbit Pustaka Ibnu Katsir
Langkah Pasti Menuju Bahagia, penerbit Daar An Naba’
Sucikan Iman Anda dari Noda Syirik dan Penyimpangan, penerbit Putaka Muslim